IMPOTEN REZEKI" PARA SUAMI

"IMPOTEN REZEKI" PARA SUAMI

Dalam seminggu ini saya kok bolak-balik nemui para suami yang rezekinya terhenti sadis. Jadi menggugah saya untuk mengingatkan soal ini lagi.

Di minggu ini saya temui suami yang ijazahnya tinggi, punya pengaruh kepemimpinan di masyarakat, ia kerja dari pagi sampai malam, tapi masyâ-a-llâh hasilnya cuma bisa buat cicil kredit motornya saja. Artinya ia hasilkan uang 1,5 juta sebulan saja sangat sulit.

Ada lagi suami yang punya tangan terampil, servis apa saja bisa, berbagai keahlian tukang, dari las besi, menukang kayu, menukang bangunan, ia bisa, bahkan ketrampilan bernilai seni seperti kaligrafi, melukis, ia bisa. Namun masyâ-a-llâh ia bisa bingung mau kerja apa yang bisa hasilkan uang.

Ada lagi suami yang bakat dan minat dagangnya terlihat sejak masih SD, cerdas sekali bisnis, namun seumur-umur bisnis tetap saja masuk kategori kaum fakir, boro-boro bisnisnya berkembang capai omset besar, stagnan di situ saja dan malah kadang melorot.

Saya amati kasus mereka sama, mereka "gemar menyakiti istri".

Mereka gemar membentak-bentak istrinya, gemar bersikap ketus, selalu getarkan hati geram kepada istri. Apa-apa bentak, apa-apa geram, sedikit-sedikit marah. Padahal kerjaan rumah tangga semuanya istri yang selesaikan, tapi tidak pernah dihargai capeknya, tidak pernah mengalir rasa kasih kepada istrinya sendiri.

Betul itu, suami yang begitu itu sudah pasti masuk antrian kaum fakir miskin, rezekinya mandek dan terhenti.

Ya istri itu tulang rusuk (shulbi) suami. Tulang rusuk sendiri disakiti, siapa yang beresiko berpenyakitan? 

Jadi ketika suami dengan sengaja sakiti istrinya, ia sama saja sedang pegang palu besi lalu dihantamkan keras-keras ke tulang rusuknya sendiri. Double kuadrat kan gobloknya?

Cidera otot saja bisa jadikan Anda tidak bisa kerja normal, apalagi tulang rusuk yang tiap hari dipukuli palu besi?

Karena itu suami mau punya ilmu tinggi, mau punya harta warisan banyak, mau punya talent hebat, mau punya leader kuat, mau punya jabatan tinggi, itu semua akan habis tak tersisa sedikitpun untuk angkat martabat dan rezekinya jika ia belum bisa merawat tulang rusuknya sendiri, yakni menghargai istrinya.

Tulang rusuk atau tulang sulbi merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia yang jarang diketahui. Tulang sulbi merupakan bagian paling ujung dari tulang belakang manusia, yang biasa disebut dengan tulang ekor.

Tulang sulbi merupakan tempat keluarnya pembuluh darah yang memberikan darah kepada testis dan ovarium.

Disebutkan pula bahwa pembuluh darah vesticular artery dan ovary artery bermula dari satu tempat antara tulang sulbi dan tulang dada. 

 فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ (5) خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ (6) يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ (7)

"Maka hendaklah manusia memerhatikan dari apakah dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan," (Q.S. Ath-Thâriq : 5-7)

Dijelaskan bahwa saat manusia mati, seluruh bagian dari tubuhnya akan hancur, kecuali satu organ tubuh yang tidak akan hancur, yaitu tulang sulbi. Dari tulang ini manusia diciptakan dan kelak dibangkitkan kembali.

Dengan tulang sulbi, lelaki memberikan kontribusinya ke alam semesta untuk beranak pinak. 

Lah kalau tulang sulbinya rusak karena kerap dipukuli palu sendiri? Tentu ia tidak bisa berkontribusi baik dalam berketurunan, alias impoten maknawi. 

Karena ini, suami yang gemar sakiti hati istrinya ia susah menurunkan anak shaleh. Anak-anaknya cenderung durhaka dan tidak berkualitas dikarenakan kualitas pembuluh darah yang memberikan darah kepada testis dan ovarium mengalami kerusakan.

Saya bukan laki-laki romantis, panggil "sayang" saja pada istri terasa kaku, saya juga termasuk suami galak, sekali marah, istri saya tidak berani apa-apa lagi.

Tapi hati saya melihat kalau istri itu adalah makhluk yang harus dimuliakan. Karena saya melihat itu, semua gerak energi saya kepada istri adalah energi yang memuliakan, uang saya memuliakannya, omongan saya memuliakannya,  sikap saya memuliakannya.

Dan nyatanya tanya sendiri ke istri saya, ia hidup bersama saya merasa diberi kemuliaan atau kenistaan? 

Maka itu, hai para suami, angkatlah derajat istri, muliakan hidupnya, nyamankan lahir batinnya, rezeki Anda, derajat Anda, bahkan kualitas keturunan Anda, bibitnya ada dalam tulang sulbi Anda sendiri yakni istri Anda.[]

Comments

Popular Posts