Hidup Miskin Bisa Jadi Sebagai Hukuman Atas Dosa Yang Di Perbuat_ *

*_ MATERI MUHASABAH : _Hidup Miskin Bisa Jadi Sebagai Hukuman Atas Dosa Yang Di Perbuat_ *

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

 *HIKMAH DIBALIK ADANYA ORANG KAYA DAN MISKIN*

Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ini semua ada hikmah yang patut kita renungkan. Kali ini penulis utarakan ada lima hikmah di balik penetapan seperti itu.

 *MISKIN BISA JADI SEBAGAI HUKUMAN ATAS DOSA*

*Ibnu Katsir rahimahullah berkata,* _“Kekayaan yang diberikan pada sebagian orang bisa jadi sebagai bentuk istidraj (jebakan untuk mereka). Miskin pula sebagai hukuman atas dosa. Moga Allah melindungi kita dari kedua hal itu.” *(Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5: 71)*_

Kesulitan dalam hal rezeki bisa jadi sebagai bentuk hukuman atas dosa yang diperbuat. Bisa jadi karena lupa pada Allah dengan meninggalkan shalat, bisa pula sampai pada berbuat syirik pada Allah. 

*Allah Ta’ala berfirman,*

*وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ*

_“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” *(Qs. Asy Syura: 30).*_

 *ADA YANG PANTAS KAYA DAN PANTAS MISKIN*

*Allah Ta’ala berfirman,*

*إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا*

_“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” *(QS. Al Isra’: 30)*_

*Dalam ayat di atas, di akhir ayat Allah berfirman (yang artinya),* _“Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”._ 

*Ibnu Katsir menjelaskan maksud penggalan ayat terakhir tersebut,* _“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat manakah di antara hamba-Nya yang pantas kaya dan pantas miskin._ 

*Sebagaimana disebutkan dalam hadits,*

*إِنَّ مِنْ عِبَادِى مَنْ لاَ يَصْلُحُ إِيْمَانُهُ إِلاَّ بِالغِنَى وَلَوْ أَفْقَرْتُهُ لَكَفَرَ، وَإِنَّ مِنْ عِبَادِى مَنْ لاَ يَصْلُحُ إِيْمَانُهُ إِلاَّ الفَقْر وَلَوْ أَغْنَيْتُهُ لَكَفَرَ*

_“Sesungguhnya di antara hamba-Ku, keimanan barulah menjadi baik jika Allah memberikan kekayaan padanya. Seandainya Allah membuat ia miskin, tentu ia akan kufur. Dan di antara hamba-Ku, keimanan barulah baik jika Allah memberikan kemiskinan padanya. Seandainya Allah membuat ia kaya, tentu ia akan kufur”. *(Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyah Al-Auliya’ 8: 318 lewat jalur Al-Hasan bin Yahya Al-Khasyniy, dari Shidqah bin ‘Abdillah, dari Hisyam Al Kanani, dari Anas. Hadits ini dha’if). (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5: 71)*_

 *KAYA BISA JADI ISTIDRAJ (JEBAKAN BERUPA NIKMAT YANG DISEGERAKAN)*

Bisa jadi ada yang mendapatkan limpahan rezeki namun ia adalah orang yang gemar maksiat. Ia tempuh jalan kesyirikan lewat ritual pesugihan misalnya, dan benar ia cepat kaya. Ketahuilah bahwa mendapatkan limpahan kekayaan seperti itu bukanlah suatu tanda kemuliaan, namun itu adalah istidraj. Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

*Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi alaihi wa sallam bersabda;*

*إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ*

_“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” *(HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).*_

*Syaikh Abdurrahman As Sa’di menyatakan,* _“Ketika mereka melupakan peringatan Allah yang diberikan pada mereka, maka dibukakanlah berbagi pintu dunia dan kelezatannya, mereka pun lalai. Sampai mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, akhirnya Allah menyiksa mereka dengan tiba-tiba. Mereka pun berputus asa dari berbagai kebaikan. Seperti itu lebih berat siksanya. Mereka terbuai, lalai, dan tenang dengan keadaan dunia mereka. Namun itu sebenarnya lebih berat hukumannya dan jadi musibah yang besar.” *(Tafsir As Sa’di, hal. 260).*_
 *KAYA DAN MISKIN SAMA-SAMA AKAN DI UJI*

*Dari Al-Hasan Al-Bashri, ia berkata,*

*كتب عمر بن الخطاب، رضي الله عنه، هذه الرسالة إلى أبي موسى الأشعري: واقنع برزقك من الدنيا، فإن الرحمن فَضَّل بعض عباده على بعض في الرزق، بل يبتلي به كلا فيبتلي من بَسَط له، كيف شُكره لله وأداؤه الحق الذي افترض عليه فيما رزقه وخوله؟ رواه ابن أبي حاتم*

_“Umar bin Al-Khattab Radhiyallaahu ‘anhu pernah menuliskan surat kepada Abu Musa Al-Asy’ari yang isinya: Merasa cukuplah (qana’ah-lah) dengan rezeki dunia yang telah Allah berikan padamu. Karena Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih) mengaruniakan lebih sebagian hamba dari lainnya dalam hal rezeki. Bahkan yang dilapangkan rezeki sebenarnya sedang diuji pula sebagaimana yang kurang dalam hal rezeki. Yang diberi kelapangan rezeki diuji bagaimanakah ia bisa bersyukur dan bagaimanakah ia bisa menunaikan kewajiban dari rezeki yang telah diberikan padanya.” *(HR. Ibnu Abi Hatim. Dinuki dari Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 696)*_
 *KAYA DAN MISKIN BENTUK KEADILAN ALLAH*

*Allah Ta’ala berfirman,*

*وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ*

_“Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki.” *(QS. An Nahl: 71)*_

*Dalam ayat lain disebutkan,*

*وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ,

_“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” *(QS. Asy Syuraa: 27)*_

*Ibnu Katsir rahimahullah lantas menjelaskan,* _“Seandainya Allah memberi hamba tersebut rezeki lebih dari yang mereka butuh, tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.” *(Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 553)*_

*Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan lagi,* _“Akan tetapi Allah memberi rezeki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” *(Idem)*

_*Berbahagialah bagi kita yang hidup dalam kemiskinan terutama miskin dan beriman kepada Allah. Inilah Nasehat Buat Kita Semua...*_

 *ALASAN MENGAPA TIDAK BOLEH MEMANDANG RENDAH ORANG MISKIN*

 *KEBANYAKAN PENDUDUK SURGA ADALAH ORANG-ORANG MISKIN*

*Dari Imran bin Hushain, dari Nabi shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda;*

*ﺍِﻃَّﻠَﻌْﺖُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟْﻔُﻘَﺮﺍ ٕ*

_“Aku melihat surga, maka aku dapatkan penghuninya adalah orang-orang fakir.” *(HR. Al-Bukhari)*_

*Dari Usamah bahwa Nabi shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;*

_“Aku berdiri di depan pintu surga maka kebanyakan orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin. Sedangkan orang-orang kaya masih tertahan.” *(HR. Al- Bukhari)*_
 *LEBIH DAHULU MASUK SURGA*

*Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullaah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam;*

*ﻗُﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺎﺏَ َﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﻜَﺎﻥَ ﻋَﺎﻣَّﺔُ ﻣَﻦْ ﺩَﺧَﻠﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴْﻦَ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟْﺠَﺪِّ ﻣَﺤْﺒُﻮْﺳُﻮْﻥ*

_”Orang-orang fakir dari kaum muslimin masuk surga sebelum orang-orang kaya selama setengah hari, yaitu lima ratus tahun.” *(HR. At-Tirmidzi)*_

*Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;*
_”Sesungguhnya kaum fakir Muhajirin mendahului orang-orang kaya (dari kaum Muhajirin) ke surga pada hari kiamat selama 40 tahun.” *(HR. Muslim)*_

***************

_*Wallaahu A'lam Bish-Showwaab... Wallaahu Waliyyut Taufiq*_

_Demikian Faedah Ilmiyah dan Mau’izhoh Hasanah pada hari ini. Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita diatas sunnah Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam dan Tidak berbicara agama dengan menggunakan Akal dan Hawa Nafsu melainkan dg Dalil Yang Shohih._

*سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك*

_*Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala*_

Comments

Popular Posts